Sabtu, 14 Februari 2015

Ayyub as (أيّوب)

السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

Nabi Ayyub as ( أيّوب )  adalah seorang nabi yang ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil dan Kaum Amoria (Aramin) di Haran, Syam. Ia diangkat menjadi nabi sekitar tahun 1500 SM dan namanya disebutkan sebanyak 4 kali di dalam Al-Quran. 

Hikmah apakah yang bisa kita petik dari Nabi Ayyub as?

Genealogi

  • Ayyub adalah putra dari Aish (Eswa) bin Ishaq bin Ibrahim. Sebagaimana disebutkan dalam kisah Yaqub, Aish adalah saudara kembar Yaqub, jadi Ayyub masih kemenakan Yaqub dan sepupu Yusuf.
  • Dalam situs web Tayibah.com dijabarkan bahwa silsilah Ayyub adalah sebagai berikut, Ayyub bin Amus bin Tawih bin Rum bin Ais (Eswa) bin Ishaq bin Ibrahim
  • Sumber lain mengatakan bahwa silsilah Ayyub adalah sebagai berikut, Ayyub bin Amwas bin Zarih dari keturunan Ibrahim



Etimologi


Ayyub berasal dari bahasa Arab dan bahasa Ibrani, yang memiliki arti yang sama yaitu "menggantikan"




Diriwayatkan dari Anas bin Malik dari Nabi Muhammad, beliau bersabda,

“Sesungguhnya Nabi Allah Ayub AS diuji dengan musibah tersebut selama delapan belas tahun, dimana keluarga dekat serta keluarga yang jauh telah menolaknya dan mengusirnya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-saudaranya, dimana keduanya telah memberinya makan dan mengunjunginya. Kemudian pada suatu hari salah seorang dari kedua saudaranya itu berkata kepada saudaranya yang satu, ‘Demi Allah, perlu diketahui, bahwa Ayub telah melakukan suatu dosa yang belum pernah dilakukan siapa pun di dunia ini.’ Sahabatnya itu bertanya, ‘Dosa apakah itu?.’ Saudaranya tadi berkata, ‘Selama delapan belas tahun Allah tidak merahmatinya, sehingga menyembuhkannya dari penyakit yang dideritanya.’ Ketika keduanya mengunjungi Ayyub AS maka salah seorang dari kedua saudaranya itu tidak dapat menahan kesabarannya, sehingga ia menyampaikan pembicaraan tersebut kepadanya. Ayyub AS menjawab, ‘Aku tidak mengetahui apa yang kamu berdua bicarakan, kecuali Allah Ta’ala telah memberitahukan; bahwa aku diperintah untuk mendatangi dua orang laki-laki yang berselisih supaya keduanya mengingat Allah. Sedang aku akan kembali ke rumahku dan menutup diri dari keduanya, karena merasa benci mengingat Allah, kecuali dalam kebenaran.’”


dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: 

"(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit 
dan 
Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". 

Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, 
lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya 
dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, 
dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, 
sebagai suatu rahmat dari sisi Kami 
dan untuk menjadi peringatan 
bagi semua yang menyembah Allah. 
Al Anbiyaa 083 -084



Hikmah


Sesungguhnya 
berprasangka baik pada Allah 
adalah termasuk sebaik-baiknya ibadah 
(HR. Abu Daud)

Aku menuruti prasangka hamba terhadapKu, 
jika Ia berprasangka baik terhadapKu, 
maka baginya kebaikan, 
maka jangan berprasangka terhadap Allah kecuali kebaikan.
(HR. Bukhori )

Janganlah salah satu diantara kalian mati, 
kecuali berprasangka baik terhadap Allah. 
(HR. Muslim)



Nabi Ayub as, adalah nabi yang dimasa hidupnya mendapat cobaan yang paling berat dari Allah, tetapi beliau tetap berprasangka baik terhadapa Allah. Keyakinannya terhadap Allah tidak berubah walaupun Iblis berulang-kali mempengaruhi mental dan pemikirannya

Nabi Ayyub as. adalah seorang nabi yang paling sabar ketika mendapatkan cobaan dari Allah, bahkan bisa dikatakan bahwa kesabarannya berada di ambang puncak kesabaran. Menjadi cermin atau teladan didalam hal kesabaran, dan Allah telah memujinya didalam al Qur'an:


Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. 
Dialah sebaih-baik hamba. 
Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." 
(QS. Shad: 44)


Untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah 
(Al Anbiyaa 84)

Dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran 
(QS. Shad: 43)



بالله التوفق والهدية
وسّلام عليكُم ورحمة الله وبركاته


Didik Suharyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar