Saya pernah
mendengar cerita seorang teman, entah karena sebab apa, oleh gurunya dia
diberikan sebuah amalan, yakni membaca surat al Ikhlash sebanyak seratus kali
dalam sehari. Untuk menambah semangatnya, gurunya juga berkata, “Jika seseorang
membaca surat al Ikhlash seratus kali dalam sehari, dan dia meninggal pada hari
itu, jaminannya surga” Saya termenung sejenak.
Lalu saya
bertanya kepadanya “ Apakah sudah kau lakukan? Dia menjawab “ya, Cuma.....?”
dia terdiam sejenak, “Cuma apa....?” saya menimpalinya.“Secara
aqidah aku mempercayai hal tersebut, jangankan seratus kali, sekali kali saja,
pahalanya sudah sepertiga al Qur’an. Apalagi seratus kali. Aku cuma ingin tahu
dimanakah logikanya, tetapi aku tidak tahu harus bertanya kepada siapa.”
“Kenapa tidak ke gurumu saja?” dia langsung menjawab “ takut bro...” Kami
tertawa bareng. Selebihnya kami berdikusi membahas surat al Ikhlas tersebut.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
اللَّهُ الصَّمَدُ
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Katakanlah:
"Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia
tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
Dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
Dalam
beribadah, kita akan lebih mantab jika mengetahui sebab dari sesuatu. Otak bisa
bekerja sama dengan qalbu kita. Sehingga bisa menghasilkan keyakinan yang utuh.
Diinul Islam itu ilmu. Jadi semua pasti ada ilmunya. Setiap perintah ada
dasarnya, setiap ibadah ada niatnya, ibadah tanpa ilmu akan sia-sia. Karena itu
kita harus berusaha mencari ilmu dari apa yang kita lakukan. Memang kita juga
harus menyadari keterbatasan ilmu kita. Tetapi kalau kita tidak mencarinya,
selamanya kita tetap bodoh. Jika kita berusaha dan meminta kepada Allah,
sedikit atau banyak, pasti akan mendapat jawabannya. Tetapi apakah kita pernah
mencarinya dan pernah bertanya kepada Allah? Itu lain lagi masalahnya
Surat al
Ikhlash adalah surat pendek tetapi kandungan pahalanya luar biasa. Secara
aqidah surat tersebut berisi murni tentang tauhid, dasar dari pengabdian kita
kepada Allah. Pengakuan terhadap ke Esa an Allah. Banyak hadits yang mendukung.
Pada
kesempatan ini, kita fokus membahas ayat nomor satu dari surat al Ikhlash,
yakni:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Katakanlah:
"Dialah Allah, Yang Maha Esa.
Qul = katakan,
Huwa = dia subject tersebut yaitu Allah,
Ahad = satu, kesatu, pertama.
Sekarang bagaimana jika kita juga mengartikan ayat tersebut sebagai berikut:
Huwa = dia subject tersebut yaitu Allah,
Ahad = satu, kesatu, pertama.
Sekarang bagaimana jika kita juga mengartikan ayat tersebut sebagai berikut:
Katakanlah, dia,
Allah yang pertama
“Qul” diterjemahkan “katakanlah”,
kata ini terdiri dari huruf Q (qaf) yang
bervokal U (dhamah u) dan huruf L (lam) yang dimatikan (mengandung harakat
sukun)
·
Makna dasar dari huruf Qof
adalah “reflection” diantara maknanya:
·
Pemikiran, perenungan,
keyakinan
·
Percerminan, bercermin,
intropeksi
·
Reflection (untuk gelombang
cahaya) bermakna Penggambaran
·
Reflection (untuk gelombang
suara) Penyuaraan - perkataan
·
Makna dasar dari huruf Lam
adalah “Present” diantara maknanya:
·
Persembahan
·
Ditujukan kepada
·
Sesuatu yang bernilai
Ditujukan kepada suatu
pemikiran yang bernilai. Pemikiran bisa diungkapkan keluar melaui gelombang
suara yakni berupa “perkataan”. Karena berdhamah “u” maka pemikiran
tersebut “telah” melalui proses pemikiran dan perenungan, bukan asbun
(asal bunyi). Pada huruf Lam, karena mendapat pengaruh sukun, maka arah
tujuannya berbalik kepada pengucap.
Dari sini bisa kita artikan,
Katakanlah (kepada dirimu sendiri) sesuatu yang bernilai dan telah melalui
proses pemikiran yang matang, ditujukan kepada “Dia” Allah yang pertama.
Bingung...?
Bagaimana kalau lebih ringkas
seperti ini:
Katakanlah
(segala sesuatu) itu pertama kali kepada
Allah
Lalu sekarang kita bercermin
kepada diri kita, apakah selama ini kita telah mengadukan segala sesuatunya
pertama-kali kepada Allah? Atau malah kepada Facebook, Twiter atau lainnya?
Balik kepada persoalan teman
saya tadi. Maksud membaca surat al Ikhlash, selain kita membaca surat tersebut
(dan mendapatkan pahalanya), maksud lainnya adalah untuk mengingatkan diri kita
agar ingat kepada Allah (zikrullah). Dengan membaca seratus kali, berarti kita
berkomunikasi (update) kepada Allah paling tidak seratus kali dalam sehari,
melaporkan dan menyerahkan seluruh urusan kita kepadaNya. Dengan selalu update
kepada Allah, selain mendapat ketenangan, secara tidak langsung, kita selalu
menjaga hubungan (line) kita kepada Allah selalu terbuka. Dengan jalur
yang selalu terbuka kepada Allah, jika terjadi apa-apa dengan diri kita, itu
akan menjadi urusan Allah. Dan insya Allah surgalah balasannya.
Allah maha cemburu, dan Allah
akan cemburu kalau kita menomor duakanNya. Dengan kecemburuan tersebut membuat
diri kita terlepas dari perlindungan Allah.
Jika kita menomor satukan
Allah dalam hal apapun, akan membuat Allah ridho (senang) kepada kita. Allah
akan melindungi diri kita selalu. Selalu menjaga komunikasi itulah, salah satu makna
dari arti kata kusyu’.
Segeralah Log In ke Allah,
jika belum punya segera Sign up, and once log in, keep Log In, never log
out. Free selamanya. Salura bebas pulsa. Banyak update, point semakin
besar. Banyak hadiah menunggu saat ini, semua pasti kebagian. Door Prize....
kelak di akherat. Wuih...keren bro.. Lakukan
Update sebanyak-banyaknya, setelah itu baru update kelainnya. Al Ikhlash
ayat dua, tiga dan empat, kita akan bahas dilain waktu. Insya Allah
Wabillahi taufiq wal hidayah
Wassalamu Alaikum Wr Wb
Didik
sangat bermanfaat pak, salam dari Banjarmasin...
BalasHapus